Silahkan Cari di sini

Tanggal Hari ini

Selasa, 25 Januari 2011

KEUTAMAAN BELAJAR DAN MENGAJAR AL-QUR'AN

Hidup manusia di muka bumi ini bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Setiap orang memiliki penilaian tentang kebahagiaan yang hendak dicapainya, sesuai dengan pandangan dasarnya dalam melihat kehidupan. Kaum materialistis yang memandang hidup sebagai materi, mengarahkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materialnya, berupa kekayaan dan lain-lainya yang bersifat material. Kebahagiaan bagi mereka terdapat pada banyaknya materi yang diperoleh




Al-Qur’an merupakan petunjuk kearah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an memberikan motivasi kepada manusia untuk hidup dinamis dan menjalaninya dengan optimis, juga al-Qur’an mendorong manusia untuk memahami hakikat kehidupan manusia yang sejati.
Untuk itu al-Qur’an memisahkan dari yang hak dan yang bathil, yang hakiki dan yang imitasi, yang baik dan yang buruk, yang adil dan yang zalim, juga  yang bermanfaat dan yang membahayakan. Sehingga untuk dapat sampai kepada kebahagiaan yang haikiki , sebagai manusia kita dituntut untuk  mengimani, mempelajari,  mengamalkan dan mendakwahkan al-Quran.
           Al-Qur’an adalah pokok agama, mempelajari dan mengejarkannya berarti suatu hal yang dapat menegakkan agama Islam, mempelajari al-Qur’an berarti membuka pintu rahmat Allah., karena mempelajari al-Qur’an merupakan modal dasar dalam menjalani kehidupan ini. 
Maka salah satu usaha yang harus dilakukan oleh setiap orang Islam  untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam al-Qur’an adalah harus mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anaknya sejak ia masih kecil. Karena pengajaran al-Qur’an memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menanamkan akidah yang kuat pada jiwa anak. Pada saat pelajaran berlangsung, secara bertahap mereka mulai dikenalkan pada satu keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan mereka, dan al-Qur’an yang tengah mereka pelajari saat itu merupakan firman-firman Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan disebarkan pada umatnya yang berada di muka bumi ini dengan tujuan agar manusia memiliki suatu undang-undang yang mengantarkannya menuju jalan kebenaran.
Pada proses pengajaran al-Qur’an ini pula,  anak akan merasakan pengaruh besar, karena proses penanaman ruh al-Qur’an berlangsung di dalam jiwanya.[1] Sebab secara tidak disadari, pola berpikir anak dan indra lainnya terarahkan pada pola yang terdapat dalam al-Qur’an.
 Di dalam al-Qur’an itu pula anak mencoba belajar mengenal siapa Allah. Maka apabila orang tua selaku penanggung jawab langsung terhadap pendidikan anak dapat memahami pengaruh besar yang ada dalam pengajaran al-Qur’an ini, tentunya tidak akan begitu saja melewatkan kesempatan berharga ini.
Imam Syafi’I dalam hal ini mengatakan bahwa barang siapa mempelajari al-Qur’an, maka akan besarlah nilainya. Dan barang siapa berpikir dalam masalah fiqih, maka mulialah derajatnya. Dan barang siapa menulis hadits, maka kuatlah hujjahnya. Dan barang siapa berpikir dalam masalah bahasa, maka haluslah perangainya. Dan barang siapa berpikir dalam masalah ilmu hitung, mak agunglah pendapatnya.[1]
 Dalam buku as-Siyasah, Ibnu Sina mengungkapkan beberapa pendapat yang berharga tentang pendididkan anak-anak. Beliau menasehatkan agar mengajar anak itu di mulai dengan mengajarkan al-Qur’an, sekedar mempersiapkan diri secara fisik dan intelektual untuk menghadapi pengajaran. [2]
 Demikian juga halnya dengan Ibnu Khaldun yang mengisyaratkan akan pentingnya mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak,. Ia menjelaskan bahwa pengajaran al-Qur’an adalah dasar pengajaran di seluruh tingkat pendididkan di berbagai dunia Islam. Sebab pengajaran al-Qur’an ini merupakan salah satu syi’ar agama yang menyebabkan tertanamnya keimanan yang mendalam.[3]
 Al-qur’an memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan kepribadian pada jiwa manusia pada umumnya. Pengaruh besar tersebut akan meresap kepada jiwa siapa saja yang masih bersih dan suci dari berbagai pengaruh luar. Dan anaklah merupakan manusia yang masih suci dibandingkan dengan lainnya. Pada saat fitrah kesuciannya masih meresap dalam jiwanya, dan pengaruh setan belum mulai mengotori serta mencoba menggelincirkannya, maka ini semua merupakan sarana yang sangat ideal untuk mendapatkan ruh Ilahiah yang terkandung di dalam al-Qur’an.
Orang tua yang telah memahami arti penting dan pengaruh yang sangat besar dalam mempelajari al-Qur’an, tidak hanya puas sampai anak mampu membacanya saja. Justeru pengaruh besar yanga akan membentuk dan menjiwai anak akan didapat ketika anak sudah mampu memahami kandungan al-Qur’an.[1]
 Demikianlah pentingnya mempelajari  dan mengajarkan   al-Qur’an kepada setiap orang Islam, dengan mengajarkan al-Quran kepada anak sejak ia masih kecil, hal ini diharapkan ketika dewasa kelak ia akan mudah untuk lebih memahami isi kandungan al-Qur’an karena sudah mempunyai modal yang ia dapatkan sejak kecil.
Wallahu 'alam


[1]Muhammad Nur Abdul Hafidz, Op. Cit., h. 142 




[1]Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fi al- Islami, (Kairo: Dar-al Salam), h.288
[2]Ibid., 
[3]Ibid., 



[1]Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, terj. Kuswandi dkk, (Bandung:al-Bayan), h.138  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar